Selasa, November 18, 2008

Tulisan yang Baik Adalah... (Bag I)

Parameter untuk tulisan yang baik yang penulis maksudkan adalah beberapa indikasi kelayakan sebuah tulisan untuk diterbitkan, baik oleh majalah maupun oleh koran. Parameter ini bersifat umum. Jadi, hampir semua media massa menggunakan parameter tersebut. Namun di balik semua itu ada tiga faktor lain yang baik secara teknis atau non teknis, bisa mempengaruhi dimuat tidaknya sebuah tulisan. Beberapa parameter yang dimaksud dengan tulisan yang baik, di antaranya :

1. Mengandung Unsur Baru, atau ada sisi lain yang bisa dikemukakan.

Yang dimaksud dengan "mengandung unsur baru" adalah sebuah tulisan harus sedapat mungkin mengangkat hal-hal yang baru, baik yang menyangkut konsepsi, teori, atau perkembangan terbaru yang sedang trend. Atau ada sisi lain, baik itu cara pandang alternatif, hasil olah dialektika alternatif, atau bisa juga mengungkapkan hal-hal yang klasik tetapi dengan cara pandang yang berbeda. hal-hal atau unsur baru ini, dapat diketemukan manakala kita dapat menggali ide. Ide hanya mungkin bisa digali apabila kita memiliki sejumlah referensi, baik teori atau temuan terhadap sebuah kasus atau persoalan. baru kemudian kita membidik persoalan itu secara fokus dengan cara pandang tertentu.

2. Kalau Mungkin Persoalan yang diangkat Adalah Hal yang Aktual (bisa reaktualisasi).

Persoalan yang aktual adalah masalah yang sedang ramai dibicarakan secara luas. Namun hal yang aktual ini tidak bersifat mutlak sebab ada hal-hal klasik yang sebenarnya bisa direaktualisasikan. Tinggal sekarang, dari sudut mana kita mengangkat sebuah kasus atau fenomena, akan turut menentukan seberapa menarik sebuah tulisan dibuat. Ibarat kita melihat sebuah mobil, ketika orang ribut soal trend modifikasi, maka kita juga bisa menulis persoalan mobil yang sama namu dari sisi yang berbeda. Sebagai misal, kita lebih menyoroti mobil tersebut dari sisi karoseri, tahun pembuatan, dan seterusnya. Atau ibarat menggambar sebuah obyek. Kalau masyrakat sedang menyenangi gambar harimau yang sedang marah, maka sedapat mungkin kita harus menggambar harimau yang sedang marah.

3.Tidak Bersifat Menggurui, tidak bertele-tele

Kelemahan dari banyak penulis pemula adalah adanya pemunculan ego dari si penulis. Seolah dirinya lebih tahu dan lebih paham atas sebuah persoalan sehingga menganggap dirinya memiliki argume yang tidak terbantahkan. Akibatnya, sering sebuah tulisan terkesan menggurui. Atau, ada juga persoalan hal ini biasanya terjadi atai dialami oleh sebagian besar penulis pemula adalah tulisan dibuat dengan bertele-tele. Banyak terjadi adanya pengulangan kalimat atau kata (repetisi), atau karena terlalu menonjolkan satu sisi maka sisi dari persoalan yang sama menjadi tidak tersentuh. Akibatnya sebuah tulisan menjadi menjenuhkan. jadi bagaimana mengajak tahu pembaca atas sebuah tulisan menjadi menjenuhkan. jadi bagaimana mengajak tahu para pembaca atas sebuah persoalan yang diangkat menjadi penting, hal ini berbeda dengan mengahdirkan kesan menggurui. untuk itu, pemilihan kata dan kalimat hendaknya menjadi perhatian serius bagi setiap calon penulis. Tetapi juga jangan memberikan kesan "merendahkan diri" penulisnya.

4. Tidak Mendikte, atau memaksakan kehendak.

Maksudnya adalah sebuah tulisan harus ,menghindari dari kesan mendikte pembaca. sekalikali jangan beranggapan bahwa pembaca lebih bodoh dari penulis. oleh sebab itu, tulisan yang baik adalag tidak bersifat memaksakan kehendak atau mendikte. kalau toh seorang penulis sangat memercayai sebuah teori atau sebuah temua, maka ketika hal itu diangkat dalam sebuah tulisan maka sang penulis harus memosisikan dirinya sebagai seorang yang skeptis, tidak percaya begitu saja terhadap sesuatu namun juga jangan tidak percaya sama sekali terhadapa sesuatu.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

roma
bonbon baru baca sekilas2 aja sih
tapi kyknya isinya bagus2...nti ah abis ke jatos, mau dibaca semua tulisannyaa
hehehe

ijin nge-link ke blognya roma ya..

hwhwhwhw